Takutkah kamu terhadap sebuah pengalaman baru?
Awalnya iya, tetapi sekarang aku dapat mengatakan
“tidak” dengan yakin.
Awalnya aku merasa ini merupakan suatu hal yang akan
berakhir sia-sia, menghabiskan waktu yang seharusnya bisa aku pergunakan untuk
hal lain yang sebenarnya aku juga tidak dapat memastikan bagaimana akhirnya.
Namun, kenyataannya aku memilih untuk memulainya. Sesuatu yang baru.
Tidak akan selamanya seseorang terpuruk dalam lubang
hitam mengekang jiwa sehingga lupa menatap indahnya dunia, dunia baru yang
seharusnya jauh lebih indah setelah luka itu ada. Awalnya aku merasa seperti
titik hitam di kertas putih bersih. Seolah aku ini kecil tidak berharga dan
tidak berarti apa-apa jika kertas tersebut telah bertuliskan huruf-huruf dirangkai
membentuk kata dan kalimat yang indah.
Aku titik hitam tidak berharga, dulu, saat bersama
dengan sosok yang tidak menghargai titik itu.
Namun, sekarang aku merasa berbeda. Bahkan dengan
hanya menjadi sebuah titik hitam, aku bisa menjadi penutup kalimat-kalimat
indah pada kertas tersebut. Aku bisa menjadi penutup.
Aku berharap ini akan menorehkan kembali segaris
senyum di bibirku, bertahan lama, selamanya membuat aku lupa. Lupa sakitnya
masa-masa yang pernah menelan sebagian besar hidup bebasku.
Aku kini tidak akan takut terhadap sebuah pengalaman
baru. Aku akan mencoba lagi dan lagi.
Bahagiakanlah aku, Tuhan.