23.9.16

Berhenti



 
Ini tentang menyerah. Bukan hanya meyerah pada keadaan, aku juga menyerah kepadamu. Aku menumpahkan segala rasa namun terlalu dalam sedalam-dalamnya lalu aku terbawa tenggelam. Aku terhanyut hingga tak ada sama sekali tempat bergantung selain usahaku menyelamatkan hidupku sendiri. Aku sedikit menyesal telah menumpahkan terlalu banyak sehingga tidak tersisa sedikitpun untuk kubagi lagi. Aku berada di antara hitam dan putih yang aku sendiri tidak tahu harus kemana membawa diriku sendiri. Aku berdesakan dengan sesak, berlawanan dengan ceria, lalu bertengkar dengan logika dan aku setengah sadar saat ini. Mungkin aku belum siap karena aku memang tidak berniat mempersiapkan diri. Lalu aku harus seperti apa?

Hidup ini pilihan, maka aku akan memilih. Entah itu dipilihkan, atau keputusanku sendiri. Namun akan terasa seimbang jika terpilih oleh yang kita pilih. Saat merasa tidak beruntung dan tidak berada pada pilihan yang tepat dan tidak menjadi pilihan yang tepat pula, maka berhentilah. Berhenti dan jangan pernah berpikir bahwa semua akan berubah menjadi seperti yang kita inginkan, karena saat semua itu menjadi harapan yang akan berbuah pada kepahitan. Berhentilah.

Memang tidak mudah, tapi aku berjanji kepada hatiku sendiri, akan membawanya kepada keadaan semula. Aku tidak akan membiarkannya memberikan rasa yang benar kepada hati yang salah. Aku menyerah. Tapi kali ini tidak lagi pada keadaan, kepadamu saja.

28.5.16

Kenapa Aku Merasa Seperti Ini?


Kenapa aku merasa seperti tidak bahagia sementara aku amat sangat bahagia?
Aku tidak mengerti apakah ini karmaku atau karmamu. Apakah ini hasil dari perbuatanku, atau perbuatanmu terdahulu. Aku benci dikesampingkan, aku ingin menjadi orang yang kau cari dan kau butuhkan. Kau selalu mengatakan bahwa kau memang begitu, kau mebutuhkanku, namun kenapa aku tidak merasakannya sementara kita selalu tidak dapat berpisah?

Tidak pernah aku merasa sebebas ini, sebahagia ini, senyaman ini dengan siapapun sebelummu. Kau memberikan yang berbeda dari sebelumnya, kau membuat aku nyata dan aku bisa menjadi apa saja sesukaku. Tetapi kenapa aku tidak bahagia? Aku juga tidak pernah merasa sehampa ini sebelumnya. Kau begitu pandai membahagiakan dan membuatku bersedih.

Aku ingin dibatasi olehmu, aku ingin dikhawatirkan olehmu, aku ingin dimarahi, dicari, dibutuhkan, dinasehati, diajarkan apapun, asalkan aku benar dianggap ada.

Aku tidak ingin melepasmu. Namun apakah ikatan ini benar seperti ikatan? tetapi sayangnya ini memang sebuah ikatan. Kita berdua yang mengikatnya menjadi simpul, ya katakanlah ini belum simpul mati, namun mendekati itu.

Aku ingin berpijak di dasar, bukan terombang ambing terbawa kemana perginya arusmu, bahkan arus orang lain selainmu. Apa kau tak ingin merasa seperti itu juga?

"Aku sadar siapa diriku, yang tidak mungkin menggapaimu, kau terlalu indah untuk jadi kenyataan. Namun bila ada sedikit, ruang hati tuk ku singgahi, takkan pernah ku sakiti" - Fiersa Besari.

28.2.16

Jangan Terluka Terlalu Lama


Jangan terluka terlalu lama, itu akan meninggalkan lubang besar yang membuat dirimu akan hancur ditelannya. Lebih indah seperti dulu. Ya, semua menyenangkan, hangat layaknya pelukan Papa beruang pada anaknya yang mungil dan lugu. Pelukan hangat Papa beruang, sesuatu yang indah untuk dibayangkan, bulu tebal, dekapan lengan yang erat enggan melepaskan, begitu nyaman hingga anak beruang akan tertidur lelap dalam pelukan tersebut.

Ternyata bayangan itu sudah hampir sirna, mentari tidak lagi meneranginya. Lalu, bayangan itu pudar dan hilang perlahan. Ternyata kita tidak lagi sehangat dulu. Ternyata kita telah jauh. Ternyata aku hanya berangan-angan saat ini. 

Jangan terluka terlalu lama, tidakkah kau lelah? Aku saja yang sama sekali tidak menyimpan luka itu merasa lelah. Tidakkah kau lelah? Aku lelah. 

Aku di sini saja.



26.2.16

PS: For Myself


Pernahkan kamu merasa gagal dalam hidup? Bukan karena sesuatu yang besar, namun karena satu hal kecil yang tidak pernah sedikitpun kamu menyangkanya. Bukan hanya mengenai keinginan-keinginan besar yang tidak berhasil diraih, namun mengenai satu keinginan kecil namun pada kenyataannya sangat sulit meraihnya. Aku tidak ingin hanya menjadi beban. Aku ingin menjadi orang yang akan mengurangi beban itu. Walaupun seisi dunia mengatakan aku bukanlah beban, apakah aku bisa menerima lantas lupa diri?

“Hanya aku yang bisa menyadarkanku.” Kalimat yang akan memotivasi dan memacu semangat bagi diri sendiri. Bukan orang lain yang harus berjuang gigih demi keberhasilanku, bukan orang lain pula yang harus berdoa khusyuk demi memohon kebahagiaan untukku. Hanya aku yang bisa mewujudkan impianku sendiri, orang lain hanya dihadirkan sebagai sarana dan jalan menuju impian tersebut. Maka aku tidak boleh terlena akan kehadiran orang lain ! Hanya aku yang bisa menyadarkanku, aku yang akan menyelamatkanku, oleh karena itu aku tidak akan berhenti sampai di sini.

Aku tidak ingin hanya menjadi beban. Maka bahagiakanlah mereka yang telah membahagiakanmu dikala kamu hanya menjadi beban. Kurangi, dan hilangkan beban itu. Dimulai dari diri sendiri, dan akan menyebar kepada orang lain. Jangan bangga hanya menjadi beban. Banggalah saat kamu bisa mengurangi hingga menghilangkannya.

FELLYCIOUS FOLLOWERS ♥