Ini tentang menyerah. Bukan hanya meyerah pada keadaan, aku
juga menyerah kepadamu. Aku menumpahkan segala rasa namun terlalu dalam
sedalam-dalamnya lalu aku terbawa tenggelam. Aku terhanyut hingga tak ada sama
sekali tempat bergantung selain usahaku menyelamatkan hidupku sendiri. Aku sedikit
menyesal telah menumpahkan terlalu banyak sehingga tidak tersisa sedikitpun
untuk kubagi lagi. Aku berada di antara hitam dan putih yang aku sendiri tidak
tahu harus kemana membawa diriku sendiri. Aku berdesakan dengan sesak,
berlawanan dengan ceria, lalu bertengkar dengan logika dan aku setengah sadar
saat ini. Mungkin aku belum siap karena aku memang tidak berniat mempersiapkan
diri. Lalu aku harus seperti apa?
Hidup ini pilihan, maka aku akan memilih. Entah itu dipilihkan,
atau keputusanku sendiri. Namun akan terasa seimbang jika terpilih oleh yang
kita pilih. Saat merasa tidak beruntung dan tidak berada pada pilihan yang
tepat dan tidak menjadi pilihan yang tepat pula, maka berhentilah. Berhenti dan
jangan pernah berpikir bahwa semua akan berubah menjadi seperti yang kita
inginkan, karena saat semua itu menjadi harapan yang akan berbuah pada
kepahitan. Berhentilah.
Memang tidak mudah, tapi aku berjanji kepada hatiku sendiri,
akan membawanya kepada keadaan semula. Aku tidak akan membiarkannya memberikan
rasa yang benar kepada hati yang salah. Aku menyerah. Tapi kali ini tidak lagi pada
keadaan, kepadamu saja.