Selalu mementingkan diri. Menolak
mempertimbangkan kesakitanku bahkan siapa saja. Kau pikir berbuat seperti itu dapat
menonjolkan karaktermu. Sang penggigit, menanamkan bisa perih ngilu di tubuh
lawanmu. Seperti peluru yang bersiap lepas dari senjata api. Kau menganggap
dirimu gagah. Bisa menembus tubuh lawan hingga tercabik-cabik lemah. Bahkan
mati. Setiap kali aku berusaha memberitahumu, aku kau makan. Tidaklah baik
menganggap diri seorang raja. Terlebih lagi raja jahannam. Aku merasa tuhan
belum menegurmu sehebat-hebatnya.
Setelah selama ini aku berjalan
beriringan denganmu. Aku tidak melihat ada perbedaan. Kau masih sama, berbisa
dan menggigit. Tidakkah hidup memberimu ilmu atau sekedar mengajarkan pengalaman.
Pahit manis aku rasakan. Bukankah semua orang begitu? Tapi kau tidak. Kau
seperti tak mempan saat dijamah pedih. Tapi mungkin saja kau kebal akan hal
itu. Kini aku tidak tahu bagaimana cara untuk memberikanmu sedikit jenuh agar
kau jera. Aku tidak pernah lagi diberi rasa. Aku pergi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar